KEHAWATIRAN ORANG TUA TERHADAP ANAK-ANAKNYA YANG KECANDUAN GAME
Sangatlah wajar jika ada orang tua / masyarakat merasakan kehawatiran terhadap putra-putrinya yang kecanduan bermain game. Penilaian negatif terhadap game bisa terjadi pada setiap orang tua bahwa game hanya menghabiskan waktu secara percuma, mengganggu prestasi belajar anak-anak, dan masih banyak lagi dampak negatif dari anak-anak yang mengalami kecanduan game.
Melihat perkembangan dan maraknya dunia game saat ini, hampir semua anak-anak terbiasa oleh game. Dunia game tidak hanya sebatas permainan di gadget saja, namun sudah berkembang lebih besar. Bahkan game sudah masuk dalam lembaga resmi olahraga elektronik atau e-sport.
Dari hasil riset dan observasi kami, anak-anak yang tidak bermain game justru merasa dikucilkan dari teman-temannya. Semakin dilarang bermain game, semakin anak-anak berusaha keras untuk bermain dibelakang perhatian dan pengawasan orang tua.
Kondisi seperti ini menarik perhatian kami SMK BINA INFORMATIKA, mencari jawaban bagaimana solusi mengatasi kondisi seperti ini ?
Pilihan yang bijak adalah menyalurkan kegemaran anak-anak yang gemar bermain game dengan mengarahkan mereka menjadi pembuat game.
Mengaapa harus mengarahkan dan menyalurkan anak-anak menjadi pembuat game ?
Dengan menjadi pembuat game , anak-anak dapat :
- Mengembangkan Logika dan Problem Solving pada proses pembuatan game level, pemecahan masalah dan pemikiran logis dalam menentukan mekanika dan tehnik game yang dapat membantu mengembangkan kemampuan kognitif dan analisis siswa.
- Pada tahap membuat konsep game, dapat mengasah kemampuan merancang ide. Dibandingkan dengan hanya menjadi pemain game milik orang lain, dengan membuat game sendiri, siswa memiliki kebebasan untuk merancang pengalaman unik dan sesuai dengan preferensi atau selera ide sendiri.
- Mengasah kemampuan meng-ekpresikan Kreativitas. Siswa memiliki kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide kreatif dalam bentuk gameplay, cerita, karakter, dan visual yang unik.
- Melatih kemampuan Kerja bersama Tim: Karena membuat game melibatkan kolaborasi dengan anggota tim lainnya, maka siswa dapat mengasah kemampuan mengkomunikasikan ide dan bekerja secara tim.
- Membuat game sendiri dapat menjadi wahana melakukan analisis pada tahap melakukan riset terhadap objek yang di teliti
- Sebagai jembatan menuju Industri Game. Pada saat praktik kerja lapangan di dunia Industri game, tentunya siswa memiliki kesempatan meraih impian untuk bekerja di industri game, atau membuat bisnis sendiri di industri tersebut.
Ada apa dengan game ?
Saat anak memposisikan mereka sebagai user atau sebagai pengguna game, mereka tidak tahu persis bagaimana game yang dimainkannya memang sengaja dimasukan unsur adiktif / ketagihan oleh para kreatornya agar ketagihan untuk dimainkan lagi dan lagi, sampai tujuan permainan bisa tercapai.
Namun ketika mereka tahu bagaimana proses game itu dibuat, dan untuk apa tujuan game itu dibuat ? dengan sendirinya mereka akan tahu dan memilih sikap yang tepat dalam bermain game, misalnya dalam mengelola waktu dan tau batasan untuk memilih jenis game yang tepat.
Dengan membuat game sendiri, mereka menjadi tahu dalam rangka apa game itu dibuat ? Bagaimana mensikapi dengan bijak jenis game yang tidak layak dimainkan dan tidak sesuai kebutuhannya.
Apakah setiap game sama ? hanya untuk tujuan menghibur dan mencari keseruan ?
Jawabannya tidak sama. Karena setiap pengembangan game, tentunya memiliki tujuan masing-masing. Tergantung pada tujuan si pembuat game, Apakah untuk kepentingan bisnis semata ? atau untuk tujuan mendidik ?
Jadi, ternyata akar permasalahan selama ini tentang kehawatiran orang tua terhdap game ternyata ada dalam tujuan game itu sendiri. Jika tujuan game dibuat agar anak menjadi ketagihan dengan keseruannya saja, bisa jadi anak-anak hanyut dalam keseruan permainannya.
Bagi SMK BINA INFORMATIKA, sekolah yang memiliki jurusan game pertama di Banten, tentunya memiliki tujuan agar jurusan atau konsentrasi ini mampu mengarahkan penyaluran bakat dan potensi siswa.
Agar dengan adanya jurusan game, tujuan pendidikan menjadi mudah tercapai dan bermanfaat bagi penggunanya.
Dengan mengalihkan kebiasaan siswa bermain game menjadi pembuat game juga bertujuan agar permainan yang dibuat bukan hanya untuk sekedar menghibur namun ada unsur edukasi sehingga diharapkan dapat menjadi sebuah keterampilan atau keahlian yang dapat membekali masa depan mereka.
Pelarangan secara total agar anak berhenti bermain game bukanlah pilihan yang bijaksana. Membatasi agar tidak berlebihan tentu saja boleh.
Mari arahkan putra putri kita untuk tumbuh potensi dan bakatnya bersama kami
“…WE ARE THE PIONEER OF IT SCHOOL…”
#sekolah game di banten, sekolah game di tangsel